Sabtu, 02 Mei 2020

OPINI HARDIKNAS 2020: Menguatkan Pendidikan dengan Strategi simple tapi bikin mikir keras!

08:34
Source: IDN times

    Pendidikan di Indonesia pada saat sekarang ini, mutu atau kualitas pendidikan masih tergolong rendah dibandingkan dengan negara tetangga lainnya. Seharusnya pendidikan tersebut berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, budaya dan ekonomi. Berikut strategi-strategi simple yang menurut gue bisa menguatkan pendidikan di Indonesia:

1.Ilmu Teknologi di Indonesia itu harus terus dikembangkan. Mau gimanapun juga saat ini serba teknologi, tidak usah jauh-jauh deh, seperti sosial media. Disaat Negara lain udah bikin robot, kita masih googling gimana cara ngedit foto biar kaya robot. Gue setuju dengan 3 fokus literasi yang dipaparkan oleh Prof Mohamad Nasir Menteri Tekonologi Riset dan Pendidikan Tinggi tahun 2014-2015, salah satunya literasi teknologi yang mengedepankan teknologi tanpa menngesampingkan aspek kemanusiaan.

2. Harus diseimbangi antara Scientist sama si worker yang terjun kelapangan. Melihat Indonesia, kadang kita begitu fokus sama penelitian yang menghasilkan mereka yang jago meneliti aja. Terkadang kita juga terlalu fokus pada mereka yang hanya terjun lapangan tanpa paham ilmu dan materi. So, make it balance.

3. Tidak harus selalu menghasilkan sarjana, tapi bagaimana kita bisa menghasilkan insan-insan yang Ahli dibidangnya.

4. Mengembangkan Language and Skills.

5.Soul calculations atau meningkatkan jiwa perhitungan yang tinggi, biar ga kaget kalau harus menghadapi bagaimana persaingan ekonomi dunia.

6. It’s not about Score anymore. Siapa yang pantas yang banyak pengalaman dan skills bukan lagi bagus-bagusan nilai di atas kertas. Oke, Score itu penting namun itu seharusnya sebagai bentuk pertanggung jawaban untuk dibarangi  oleh pengalaman dan skills.

7. Pemerintah harus memberikan subsidi lebih besar dibidang pendidikan dan jangan main-main lagi.

8. Program layanan pendidikan yang seluas-luasnya.

9. Memperbaiki diri. Nah ini ! semua poin-poin diatas yang udah gue sebutin ga mungkin bisa jalan ketika poin 9 ini tidak terpenuhi hehe. Kenapa? Kita langsung ambil contoh, sebelum menjadi guru yang baik, gue harus memperbaiki diri dengan menjadi murid yang baik.
    Sebelum menjadi murid yang baik, gue harus menjadi orang yang baik, baik itu untuk orang lain ataupun untuk keluarga gue.
    Dan kalau ingin pendidikan Negara  kita baik, dalam artian maju. Maka warganya pun harus memantaskan diri, bukan hanya mengkritisi pemerintah saja, ini nih yang biasanya sering kita temukan bisa dilihat dari aksi demo yang pernah terjadi di Indonesia, mereka yang mengikuti demo bahkan tidak tau apa sebab dan tujuannya mengikuti demo tersebut hanya karna “ikut-ikutan saja” .

Pendidikan merupakan investasi yang gaboleh sama sekali diabaikan sama bangsa kita. Gue ga bilang kalau Pendidikan di Indonesia itu buruk. Gue hanya melihat dari data yang ada dan melihat apa yang kurang dari Pendidikan kita. Menurut gue, pemerintah udah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan, gue juga lihat masyarakat udah ada kesadaran masing-masing bahwa pendidikan itu penting. Tinggal kita nih masyarakatnya yang bantu dengan ikhtiar, usaha dan do’a. Gue yakin Indonesia bisa bersaing dengan Negara lain. Let’s make it happen 


Kamis, 30 April 2020

Pentingnya Belajar Matematika

07:49
    

  Setiap kita mendengar “ matematika” pasti langsung terlintas dengan angka, symbol, rumus, dan perhitungan. Hal-hal yang terlintas tersebut memang betul dan benar adanya, karena memang itulah ciri khas matematika, ada angka, tambah, lalu kurang, dan pembagian. 
   Bagi orang Yunani, matematika tidak hanya meliputi pengetahuan namun mengenai ilmu falak(Astronomi), sedangkan orang Arab, menyebut matematika ialah ilmu al-hisab, artinya ilmu berhitung. Para ahli filsafat dan ahli matematika telah mencoba membuat berbagai definisi matematika, tetapi sampai sekarang belum ada yang menyatakan bahwa jawabannya adalah yang terakhir. Belum ada definisi yang disepakati untuk menjelaskan matematika itu sendiri apa. Berikut ini beberapa definisi berdasarkan beberapa referensi.
        1. Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang.
        2. Matematika adalah ilmu tentang besaran (kuantitas).
        3. Matematika adalah ilmu tentang hubungan (relasi).
        4. Matematika adalah ilmu tentang bentuk (abstrak).
        5. Matematika adalah ilmu yang bersifat deduktif.
        6. Matematika adalah ilmu tentang struktur-struktur yang logika

    Definisi-definisi yang ada semuanya benar, namun berdasar sudut pandang tertentu. Sebab, jika matematika dikatakan ilmu pasti juga tidak bisa. Contohnya, kita semua pasti tahu bahwa 1+1 = 2, kan?  namun dalam basis bilangan biner 1+1 = 0  , loh kok bisa? Iya tentu bisa !
   Lalu apa gunanya mempelajari matematika? Mempelajari limit, integral, deferensial, trigonometri dan materi matematika lainnya? Sebenarnya pertanyaan tersebut sudah tidak asing lagi ditelinga kita, mungkin tidak akan berhenti dan akan selalu terdengar. 

    Penulis akan memaparkan pentingnya belajar matematika dimana matematika ini bukan hanya sekedar sebagai standar kelulusan Ujian atau hafalan rumus-rumus  tetapi karena memang ada kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Berikut manfaat-manfaat mempelajari matematika yang perlu untuk diketahui:

1. Mempelajari Matematika sekaligus menguatkan iman kepada Allah SWT
       Banyak orang mengatakan bahwa matematika itu jauh dari Agama. Baik, coba kita ulas mengenai ‘Kata orang’ ini.
          Matematikawan muslim seperti Al Khawarizmi sebagai tokoh terbesar dalam ilmu aljabar dan aritmatika, Ibn Al-Haytham sebagai salah seorang fisikawan muslim dan ahli astronomi, filosofi, kedokteran dan ahli matematika dalam bidang geometri dan aritmatika, Al-Biruni seorang ahli dibidang geometri , aritmatika (termasuk bilangan Phi), trigonometri, serta Omar Khayyam ahli dibidang geometri dan aljabar . Sejarah tokoh-tokoh matematika tersebut menunjukan bahwa matematikawan muslim mengembangkan matematika terintegrasi dengan agama. Integrasi  dan Agama bertujuan untuk menyeimbangkan sisi intelektual dan spiritual.
Model integrasi matematika dan Al Quran dalam pembelajaran matematika telah dikembangkan sebagaimana yang telah dirumuskan oleh Abdussakir (2018) yakni:
  • Mengembangkan matematika dari Al Quran
  Salah satu contoh misalnya dalam pembelajaran statistika dasar di perguruan tinggi dapat dimulai dengan surat Al Kahfi ayat 96 untuk membelajarkan mean, Al Kahfi ayat 54 untuk membelajarkan modus, Al Maidah ayat 66 untuk membelajarkan median, dan tentang hipotesis bisa dimulai dengan surat Al Baqarah ayat 78, Yunus ayat 66, Saba’ ayat 53, Az Zukhruf ayat 20 serta Al Jasiyah ayat 24 dan 32.
  •     Menggunakan matematika untuk melaksanakan Al Quran.
        Contohnya seperti untuk penentuan arah kiblat dan menentukan waktu sholat
  •   Menggunakan matematika untuk menguak keajaiban matematis Al Quran
        Matematika digunakan untuk penjelasan pada ayat Al Quran yang berkaitan dengan perhitungan matematis dan aspek matematika lainnya, dan matematika digunakan sebagai sarana untuk mengajarkan dan menyampaikan kandungan materi Al Quran.
  •      Mengajarkan matematika  dengan nilai nilai Al Quran.
        Dalam mengajarkan matematika guru menunjukkan perilaku yang patut dicontoh seperti terkait matematika, misalnya kejujuran, seungguhan, ketepatan, ketaatan, dan  ketelitian.

    Sehingga dengan belajar matematika kita senantiasa mengingat Allah SWT bahwa Allah SWT adalah ahli matematika sesungguhnya, Al Quran sudah menyatakan bahwa segala sesuatu diciptakan secara matematis. Dalam surah Al-Qamar ayat 49 :
 Artinya:  Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. . [ Q.S Al-Qamar: 49]
Dengan kata lain, semua ciptaan Allah yang ada di alam ini jelas ukurannya, jelas ketentuannya, ada aturannya, berarti ada rumusnya, atau ada formalasi persamaannya.
    Namun perlu diingat bahwasannya matematika bukan segala-galanya dalam hidup ini, matematika hanya alat bagi manusia untuk bisa mengelola hidupnya agar lebih baik, lebih terarah, lebih efisien, lebih tepat sasaran dan lebih maju lagi dan bertumbuh. Sebab, dengan pengetahuan dan keterampilan matematika seseorang akan mencoba terhindar dari kesalahan, kecelakaan, pemborosan, kesian-siaan, serta kegelapan. insyaAllah..

2. Relavan dengan konsep kehidupan sehari-hari
    Matematika melekat dalam kehidupan sehari-hari, dari hal yang paling sederhana seperti ketika kita memperhitungkan uang saat hendak membeli sesuatu, sampai hal yang paling kompleks yang digunakan pada bidang astronomi menggunakan ilmu trigonometri untuk mempelajari alam semesta sehingga dibutuhkan sebuah permodelan alam semesta, lalu pada bidang kedokteran menggunakan ilmu dosimetri yang merupakan cabang dari radioterapi yang berhubungan dengan penggunaan sinar-X dimana ilmu kalkulus sangat berperan,  serta banyak penemuan-penemuan hebat di dunia, dengan semua pakar di semua bidangnya masing-masing memiliki keterampilan matematika yang luar biasa.
    Maka dari itu matematika dijuluki sebagai The queen of sciences karena perannya sebagai induk atau dasar ilmu pengetahuan sehingga bisa dikatakan bahwa diera modern saat ini baik bidang kedokteran, biologi, sosial, ekonomi dan bisnis, kimi, fisika, dan ilmu pengetahuan lainnya tetap mempelajari matematika sebagai penunjang atau dasar perkembangan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
    Penulis akan memberikan satu contoh konsep matematika yang berkaitan dengan kehidupan yang akan buat kalian berkata “Ohiya, kok betul ya? Kok bisa ya?”

    Oke, kita belajar Ikhlas menurut konsep matematika. Ikhlas menurut matematika berdasarkan pembagian 1 dan 0 :
    •    1 : 2 = 0,5  ( 0,5 < 1)
    Artinya, jika kita memberi sesuatu sebanyak 1 , dan mengharapkan lebih besar (2) dari apa yang kita berikan, maka yang kita dapat justru lebih kecil dari apa yang kita beri.
    •    1 : 1 = 1 ( 1 = 1 )
    Artinya, jika kita memberi sesuatu sebanyak 1 dan mengharapkan mendapat sesuatu yang sama dengan apa yang diberikan maka kemungkinan yang didapatkan ialah sama.
    •    1 : 0 = ∞ ( tak terdefinisi )
    Artinya, ketika kita memberi sesuatu namun tidak mengharapkan apapun  / balasan (0) maka yang kita dapat ialah tak terhingga atau dalam bahasa matematika tak terdefinisi.
   
    Itulah yang dinamakan ikhlas menurut matematika. Gimana ? setuju, kan ?

3.    Meningkatkan pola pikir
    Menurut Sujiwo Tejo (Cak Nun) matematika ialah melatih konsistensi logika, tidak ada pelajaran yang bisa melatih logika secara kuat selain matematika.  Sedangkan menurut Johnson dan Myklebust yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman "Matematika adalah bahsa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan kekurangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.".
    Ketika mendapat permasalahan matematika ataupun soal-soal matematika, kita biasanya akan diminta untuk menjawabnya secara logis, realistis, sistematis dan matematis sehingga dari situ pembentukan karakter pola pikir yang logis, realistis, sistematis dan matematis akan terbentuk  dan akan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengenali pola dalam kehidupan sehari-hari, ini memberi kesempatan kepada kita untuk memiliki cara yang lebih baik dalam memahami atau menafsirkan informasi dan bertindak melakukan sesuatu.

4.    Meningkatkan mutu SDM
    Dari data PISA (PISA merupakan program tiga tahun sekali yang digagas oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) untuk mengukur kompetensi belajar peserta didik global).
    Hasil survei PISA 2018 menempatkan Indonesia di urutan ke-74, alias peringkat keenam dari bawah. Dalam kategori Matematika, Indonesia ada di peringkat ke-7 dari bawah dengan skor 379 (rata-rata OECD 489). Dari data tersebut menunjukkan bahwa masih kurangnya kemampuan siswa terhadap Matematika.
    Dalam dunia pendidikan, salah satu pembelajaran yang mampu membentuk suatu masyarakat yang ber al-akhlaqul karimah dan terdapat sosial yang sumber daya manusia terpenuhi adalah pembelajaran pendidikan matematika. Tidak heran bahwa matematika menjadi pelajaran wajib sejak jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi meskipun bukan dari jurusan matematika. Namun mereka mempelajari statistika.  Karena dibutuhkannya kualitas individu guna membentuk masyarakat ber al-akhlaqul karimah dengan  harapan dapat menghasilkan SDM berkepribadian baik secara individu maupun sosial, dan dapat meningkatkan prestasi akademik serta profesionalisme di bidang masing-masing. 

5.    Belajar matematika juga bisa belajar seni
    Seni kaligrafi tidak jauh beda dengan seni rupa lainnya seperti melukis, menggambar atau memahat pada umumnya. Hal yang membedakan dari seni kaligrafi dengan seni rupa lainnya adalah pemakaian tulisan atau abjad arab yang biasanya mengandung sebuah arti dalam tulisan kaligrafinya.
    Ternyata konsep Geometri bisa ditemukan dalam seni Kaligrafi loh ! Coba kita lihat gambar dibawah ini


        Source : Nanang Nabhar Fakhri Auliya, ETNOMATEMATIKA KALIGRAFI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATEMATIKA DI MADRASAH IBTIDAIYAH, dalam Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1 No 2 (2018)

     Dari gambar diatas kita bisa mempelajari Geometri Transformasi khususnya konsep Refleksi. Konsep refleksi atau Refleksi adalah suatu transformasi yang memindahkan suatu titik pada bangun geometri dengan menggunakan sifat benda dan bayangannya pada cermin datar.
Coba kita lihat gambar ke 2

         Source : Nanang Nabhar Fakhri Auliya, ETNOMATEMATIKA KALIGRAFI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATEMATIKA DI MADRASAH IBTIDAIYAH, dalam Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1 No 2 (2018)

    Dari gambar di atas kita bisa mempelajari konsep geometri dalam pembuatan kaligrafi yang digunakan adalah konsep perputaran atau rotasi.
    Keren ya! Bahkan dalam seni Kaligrafi pun bisa ditemukan konsep matematikanya. Kita juga bisa membuat kaligrafi dengan aturan matematika supaya karya yang dihasilkan lebih rapih, terstruktur, dan mempunyai nilai seni yang tinggi.

6. Membantu mendapatkan pasangan yang ideal
    Dalam point yang ke 6 ini penulis dapatkan ketika mengikuti salah satu kegiatan Jurusan dan diisi oleh salah satu dosen matematika di IAIN Kudus. Masa sih dengan belajar matematika bisa menemukan pasangan yang ideal? Hehehe
    Melihat poin ke 3, belajar matematika dapat membantu kita mengenali pola dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pola memahami pasangan. Memang banyak pendekatan untuk mengetahui kepribadian yang akan menjadi pasangan kita. Dan salah satu caranya dengan belajar matematika meskipun tidak menjadi orientasi utama, tetapi bisa jadi salah satu bentuk Ikhtiar (wuidiihh) :)

    Sedemikian sehingga, dari ke-6 yang sudah penulis sebutkan, membuktikan bahwa belajar matematika mempunyai banyak manfaat apabila digunakan sesuai dengan kebutuhannya. Pun penulis tidak memaksa semua orang untuk menjadi matematikawan karena matematika masuk kedalam kecerdasan eksakta yang tidak semua orang miliki namun bisa apabila mau belajar.
    Belajar matematika tidak akan ada gunanya bagi yang tidak mau menggunakannya. So, let’s make mathematics to be a part of our life, jangan biarkan matematika menjadi sesuatu yang menakutkan :)



Referensi:
  •  Al Quran
  • Akal, pikiran dan pengalaman
  • Abdussakir, Jurnal “INTEGRATING MATHEMATICS AND RELIGIOUS TEACHINGS AND VALUES IN ELEMENTARY AND SECONDARY SCHOOL”, presented in The 1st International Conference on Mathematics and Islam (ICMIs) 2018, Mataram, August 3th-5th 2018. 
  • Mutijah, Model Integrasi Matematika dengan Nilai- nilai Islam dan Kearifan Lokal Budaya dalam Pembelajaran Matematika, dalam Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1 No 2 (2018)
  • Nanang Nabhar Fakhri Auliya, ETNOMATEMATIKA KALIGRAFI SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATEMATIKA DI MADRASAH IBTIDAIYAH, dalam Jurnal Pendidikan Matematika Vol 1 No 2 (2018)
  • Muniri, KONTRIBUSI MATEMATIKA DALAM KONTEKS FIKIH, dalam Jurnal TA’ALLUM, Vol. 04, No. 02, November 2016.
  • https://kumparan.com/kumparansains/menilik-kualitas-pendidikan-indonesia-menurut-pisa-3-periode-terakhir-1sO0SlXNroC/full


Senin, 03 Februari 2020

Cara Membuat Buku Catatan Sendiri [low budget]

03:39
Assalamu’alaikum. Hi, good pople! Kali ini Author mau kasih tutoral Cara Membuat Buku Catatan Sendiri, latar belakang saya buat ini adalah…. Pertama, melihat kertas karton hitam di kamar yang belum terpakai, kedua, karena mau punya buku catatan kecil yang bisa dibawa kemana-mana juga bisa saya mix dengan kertas gambar khusus (karna saya suka melukis terkadang dikala sela waktu kosong) dan bisa ditaruh di tas kecil. Maka dari itu, jadilah tutorial ini.


Syukur-syukur bermanfaat.


Langsung aja  ke langkah-langkahnya yuk!



  1.     Siapkan alat & bahannya    
      • Pembolong kertas
      •  Gunting
      • Penggaris
      •  Cutter
      • Kertas HVS A4 / Sesuai selera sebagai isi buku
      • Kertas sebagai cover ( disini saya pakai karton hitam
      •  Cover buku bahan Carton / Duplex / Kardus bekas
      • Lem Fox
      • Tali Rami

  2. Potong kertas HVS A4 menjadi ¼ bagian, dan carton menyesuaikan ukuran potongan HVS dilebihkan 0,5cm
  3.      Lubangi kertas & carton dengan pembolong kertas, jaraknya disamakan
  4.     Cover [carton] diberi lem sebelum ditempel sampul hitam
  5.      Tempel sampul hitam ke cover yang sudah diberi lem fox
  6.     Masukkan tali kertas dan carton yang sudah dilubangi lalu ikat yang kencang
  7.     Sampai tahap ini, sudah jadi bukunya. Setelah ini kalian bebas mau stop sampai sini atau lanjut
  8.     Beri ornament tambahan untuk covernya dan kasih sampul plastik biar tahan lama. Saya disini buat pake cat air , cari contoh di google / media lainnya  


Jika ada pertanyaan, bisa hubungi kontak yang tertera atau comment aja di kolom komentar. Thank you :)





Kamis, 16 Januari 2020

Single Fighter? Padahal ga single-single amat!

21:10


Assalamu’alaikum. Hi, single fighter!   Tulisan ini bukan didedikasikan hanya untuk diri sendiri. Tetapi memaknai lebih bagaimana single  fighter sesungguhnya menurut versi saya. Tulisan ini juga bukan untuk membanggakan diri sendiri dan merendahkan orang lain. Tapi, sebagai reminder diri sendiri untuk berproses menjadi  pribadi yang lebih baik lagi. 

Single Figther pertama saya dengar ketika mengikuti organisasi di SMA dulu. Dalam tulisan ini kita ambil makna Single Figther dalam segala aspek, bukan hanya organisasi.  jika kita terjemahkan Single Figther ke dalam bahasa Indonesia yaitu Pejuang Tunggal. Awalnya, terkesan seperti seseorang yang introvert, egois, ambisius dan tidak butuh bantuan orang lain.  Single yang artinya Sendiri, dan Fighter artinya Pejuang. Jadi, Single Figther menurut pandangan saya yaitu seseorang yang berjuang tanpa bergantung pada orang lain.

Dalam menjalani roda kehidupan pasti ada tantangan yang dihadapi. Tantangan harus dihadapi secara positif karena itu sebuah “life challenge” untuk diri sendiri menjadi pribadi yang kuat dan sabar.
Sebagai makhluk sosial, kita terkadang butuh solusi orang lain tapi jangan sampai bergantung pada solusi-solusi mereka. Toh, salah satu nikmat yang Allah SWT beri pada manusia adalah berpeluang ‘memberitahu kalian’, bahwa curahan hati(curhat) adalah langkah terbaik untuk tidak membunuh diri dan mati memendam emosi.  Perlu diingat, sebaik-baiknya tempat bercerita ialah Allah SWT. Sebelum kita cerita ke keluarga/pun teman, coba deh ceritanya ke Allah SWT dulu, setelah itu bisa dipikir-pikir lagi untuk cerita ke keluarga dan teman terdekat. Jangan sampai salah tempat cerita, bahaya! Selektif teman bercerita itu sangat perlu bukan?

Jadi, Sebenarnya tidak ada yang benar-benar Single Fighter, kalau kata Ustadz Hanan Attaki "Tenang.. ada Allah!" because Allah already give us a life packages which everyone don’t know what’s inside. Selama kita bersabar dan dibarengi usaha juga selama kita meletakkan Allah di dalam hati, kita pasti akan bisa melalui semuanya.

Melihat kembali ke judul, Single Fighter padahal ga single-single amat. For all Single Fighter : you’re not alone. Kenapa? Karena ada Allah SWT, dan orang-orang terdekat yang ga pernah absen untuk menguatkan pikiran dan tenaga. Iya kan? Coba dipikir-pikir lagi ternyata kita ga single-single amat kan? Hehe.  Ingatlah, janji Allah SWT itu pasti, bahkan soal Jodoh sekalipun.
Masih yakin kalau kamu Single Fighter? :) 

Q.S Ar-Rum [30] : 54
 “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Ar-Rum: 54)